Kegiatan Belajar 2: Spesifikasi dan fungsi komponen elektronik
Maret 17, 2023
Tambah Komentar
a. Tujuan Pembelajaran:
Melalui pembelajaran materi Spesifikasi dan fungsi komponen elektronik siswa dapat memperoleh pengalaman belajar:
- Mengenai Spesifikasi dan fungsi resistor dalam rangkaian Elektronika
- Menggunakan resistor dalam rangkaian elektronika
- Mengenai spesifikasi dan fungsi kapasitor
- Menggunakan kapasitor dalam rangkaian elektronika
b. Uraian Materi
1. Resistor
Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewatinya. Satuan harga resistor adalah Ohm. ( 1 MΩ (mega ohm) = 1000 KΩ (kilo ohm) = 102 Ω(ohm)). Kebanyakan rangkaian listrik menggunakan penghantar berupa kawat tembaga, karena tembaga adalah bahan penghantar yang baik.
Akan tetapi , sejumlah sambungan pada rangkaian listrik memerlukan tahanan listrik yang lebih besar oleh sebab itu perlu menggunakan tahan atau resistor. Foto dibawah ini memperlihatkan resistor tersebut;
1a. Nilai –nilai preferensi Resistor
Resistor dibuat denga nilai tahanan tertentu dalam satuan Ohm misalnya :1,0,1,1 1,2 1,3 1,5 1,6 1,8 2,0 2,2 2,4 2,7 3,0 3,3 3,6 3,9 4,3 4,7 5,1 5,6,6,2 6,8 7,5 8,2 9,1
Setelah 24 nilai tersebut , urutan nilai yang sama akan diulangi dalam kelipatan –kelipatan puluhan :
10 11 12 13 …………..hingga………..82 91 kemudian 100 110 120……hingga 820 910, selanjutnya 1 k 1,1k 1,2k ……..hingga 8,2k 9,1k (k berarti kilo Ohm) lalu 10k 11k 12k…..hingga 82k 91k, kemudian 100k 10k 120k …….hingga 820k 910k 1M Rangkaian 24 nilai tahanan ini disebut sebagai seri E24.
1b. Kode Warna Resistor
Empat buah cincin berwarna dipergunakan untuk mengindikasikan nilai tahanan sebuah resistor tetap. Cincin ini ditempatkan saling berdekatan di salah satu ujung badan resistor. Warna tiap-tiap cincin mempresentasikan sebuah bilangan Disamping empat buah cincin tersebut terdapat lagi sebuah cincin pada bagian ujung resistor yang mempresentasikan toleransi
Contoh : warna cincin orange,orange putih, hitam coklat
Membaca kode warna ini dari ujung resistor Terdekat :
- Cincin pertama adalah digit pertama dari nilai tahanan
- Cincin kedua adalah digit kedua dari nilai tahanan
- Cincin ketiga adalah digit ketiga dari nilai tahanan
- Cincin keempat adalah faktor pengali
- cincin kelima adalah toleransi
Cincin 1 orange berarti : 3
Cincin 2 orange berarti: 3
Cincin 3 putih berarti : 9
Cincin 4 hitam berarti pengalinya 100 = 1
incin 5 coklat berarti toleransinya = 1%
Maka nilai resistor tersebut adalah = 339 x 1 = 339 ± 3,39 Ohm
Atau berkisar antara : 335,61 ÷ 442,39 Ohm.
1c. Resistor variabel
Agar dapat mengubah-ubah nilai tahanan pada salah satu bagian rangkaian listrik, maka diperlukan resistor variabel Salah satu jenis resistor variabel adalah potensiometer. Jenis resistor ini sering digunakan untuk aplikasi pengaturan volume suara pada perangkat-perangkat audio. Ada dua macam potensiometer yaitu model geser (sliding) dan model putar atau rotari
- VR linier atau perubahan sudut putar linier terhadap nilai resistansi (Contoh penerapan digunakan untuk sensor).
- VR logaritmis atau perubahan sudut putar logaritmis terhadap nilai resistansi. (Contoh penerapan pada audio)
- Thermistor atau resistor yang dipengaruhioleh perubahan suhu atau temperatur (Contohnya : NTC dan PTC)
- NTC adalah Negative Temperature Coefisien dimana perubahan suhu berbanding terbalik terhadap perubahan resistansi.
- PTC adalah Positive Temperature Coefisien dimana perubahan suhu berbanding lurus terhadap perubahan resistansi.
- LDR (Light Dependent Resistor) adalah resistor yang dipengaruhi oleh perubahan cahaya.
1d.Rating daya
Banyak resistor tetap yang dirancang untuk menghantar listrik pada rating daya yang tidak lebih dari seperempat watt (250 mW). Daya maksimum ini tidak boleh dilampaui.
Contoh : 1
Arus yang mengalir melalui sebuah resistor 250 mW adalah 10 mA dan tegangan yang bekerja pada ujung-ujung nya adalah 5 V. Maka Daya resistor adalah : 0,01x5 =0,05 W = 50 mW. Karena memiliki rating 250 mW maka dengan hanya 50mW, maka resistor tersebut aman.. Resistor ini hanya menjadi sedikit panas akibat arus yang mengalir pada resistor tersebut.
Contoh: 2
Apabila arus yang mengalir melewati sebuah resistor 250mW adalah 50mA dan tegangan yang bekerja padanya adalah 5 V, daya resistor adalah 250mW. Jumlah daya ini adalah jumlah maksimum yang dapat diterima oleh resistor. Resistor akan menjadi panas namun tidak akan mengalami kerusakan . Apabila arus atau tegangan kerja resistor dinaikan sedikit saja diatas nilai ini, maka resistor akan menjadi terlalu panas. Resistor akan hangus atau terbakar dan mungkin akan pecah berkeping-keping . Bahkan sekiranya resistor tidak hancur total , nilai tahanan komponen ini akan berubah secara permanen sebagai akibat dari beban panas yang berlebihan.
Beberapa resistor dibuat dengan rating daya yang lebih besar , seperti misalnya : 0,5 W, 1W 5W. Beberapa diantaranya bahkan mampu bekerja dengan daya hingga beberapa ratus watt. Rating ini lebih besar dibandingkan dengan yang dipakai untuk resistor-resistor daya rendah pada umumnya. Resistor dengan rating setinggi ini biasanya terdiri dari sebuah kumparan kawat tipis yang dililitkan pada sebuah inti keramik.
1e. Toleransi
Pada umumnya pada badan resistor terdapat cincin warna keempat (untuk resistor dengan 4 gelang warna),yang ditempatkan pada ujung berlawanan dengan ketiga cincin lainnya. Cincin yang keempat ini mengindikasikan toleransi atau tingkat kepresisian resistor. Cincin ini memberi informasi seberapa jauh nilai tahanan aktual resistor akan menyimpang (atau berbeda) dari nilai nominal yang dunyatakan oleh kode warna resistor.
Contoh : 1
Sebuah resistor 470 Ohm, memiliki cincin toleransi berwarna emas.Hal ini berarti bahwa toleransi resistor adalah ± 5%. Dengan menghitung 5% dari 470 Ω kita mendapatkan nilai = 470Ω x 0,05 = 23,5 Ω
Dengan demikian , nilai tahanan aktual resistor dapat berubah antara :
470 – 23,5 = 466,5 Ω hingga 470 + 23,5 = 493,5 Ω
Alasan penggunaan seri E24
Akan menghabiskan biaya sangat besar bila harus menyediakan semua nilai resistor, mulai dari 1 W hingga 1 MW, karena toleransi 5% dirasakan cukup untuk penerapan pada kebanyakan rangkaian listrik. Nilai-nilai tahanan yang ada dalam seri E24 telah dianggap memadai untuk mencakup semua nilai tahanan yang digunakan dalam aplikasi sesungguhnya.Sebagai contoh , perhatikan empat nilai tahanan nominal berukut ini.
Kisaran tiap-tiap nilai di atas sedikit berimpit dengan kisaran nilai terdekat sesudah dan sebelumnya. Pada toleransi 5% membuat resistor-resistor dengan nilai diantara nilai-nilai E24 sama sekali tidak berguna
1f. Rangkaian resistor
Rangkaian resistor dihubungkan secara serie
Tahanan total sama dengan jumlah masing-masing tahanan yang ada dalam rangkaian :
Pada rangkaian serie besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian sama besar pada setiap tahanan
Pada rangkaian serie jumlah tegangan pada masing-masing hambatan sama
dengan tegangan sumber
U = U1 + U2 +U3
Pada hubungan serie tegangan pada masing-masing hambatan berbanding
lurus dengan besarnya masing-masing hambatan tersebut
U1 = I.R1; U2 = I.R2 U3 = I.R3
Contoh : Pada suatu rangkaian elektronik terdapat rugi tegangan pada sebuah hambatan UR = 1,2 V. Arus yang mengalir dalam rangkaian I = 2 mA. Sumber tegangan U = 5 V. Berapakah tahanan depan RV yang diperlukan ?
Aturan-aturan arus
1. Tiga kawat atau lebih didalam sebuah rangkaian listrik bertemu pada satu titik.
Muatan –muatan listrik tidak mungkin berkumpul dan menumpuk menjadi semakin besar pada titik persambungan ini. Muatan-muatan listrik tidak mungkin hilang atau menjadi semakin kecil pada titik persambungan ini.
Arus listrik total yang datang kesebuah titik persambungan adalah sama dengan arus listrik total yang meninggalkan titik persambungan tersebut. Contoh :
2,1A +2,4A = 4,5 A
Arus listrik total yang meninggalkan
titik persambungan adalah :
2. Didalam sebuah rangkaian seri, tidak terdapat satu titik pun dimana muatan listrik dapat masuk atau meninggalkan rangkaian
Besarnya arus listrik sama di setiap titik pada sebuah rangkaian seri
Contoh :
Pada gambar rangkaian disamping menunjukkan bahwa arus listrik yang mengalir pada ketiga resistor tersebut (I) adalah sama. Jadi pada rangkaian seri arus listrik I = Constan
Aturan-aturan tegangan
1. Apabila kita bergerak disepanjang rangkaian listrik dengan mengikuti arah aliran arus, kita akan mengetahui bahwa terdapat sebuah jatuh tegangan pada tiap-tiap resistor. Sebaliknya, terdapat sebuah kenaikan tegangan pada tiap-tiap sel listrik yang ada di dalam rangkaian. Besarnya jatuh tegangan pada masing masing resistor ditentukan oleh Hukum Ohm. Aturan tegangan yang berlaku
adalah :
Contoh :
Satu kaki dari masing-masing resistor disambungkan ke terminal positif sel listrik. Kaki lainnya dari tiap-tiap resistor disambungkna ke terminal negatif sel. Hal ini berarti bahwa:
Di dalam sebuah rangkaian paralel, terdapat jatuh tegangan yang sama besarnya pada tiap-tiap komponen
Rangkaian pembagi Tegangan
Rangkaian semacam ini disebut juga sebagai rangkaian pembagi tegangan (Potensial devider) Masukan ke sebuah rangkaian pembagi tegangan
Dengan sekali lagi menggunakan Hukum Ohm, tegangan pada resistor adalah
Persamaan ini adalah persamaan untuk mnghitung tegangan output yang dihasilkan oleh sebuah rangkaian pembagi tegangan. Dengan memilih dua buah resistor dengan nilai tahanan yang sesuai, kita dapat memperoleh nilai tegangan output mana pun di dalam kisaran tegangan dari 0 V hingga VIN
Lebih jauh mengenai rangkaian pembagi tegangan (Pendalaman materi)
Hasil yang di dapatkan dari percobaan di atas dapat dijelaskan dengan memperhatikan arus pada titik A di dalam rangkaian. Menurut aturan arus 1, arus listrik yang meninggalkan titik A ke arah R2 harus sama besarnya dengan arus listrik yang menuju ke titik A dari arah R1. Arus ini akan terpecah dan sebagian besar darinya akan mengalir menuju resistor beban, hanya seikit yang tetap mengalir melalui R2. Hal ini disebabkan karena beban memiliki nilai tahanan yang lebih kecil di bandingkan R2.
Karena arus listrik yang melewati R2 berkurang ketika beban disambungkan, tegangan pada R2 juga berkurang (Hukum Ohm). Oleh karena itu, output rangkaian pembagi tegangan akan menjadi lebih kecil daripada sebelum beban disambungkan. Cobalah menghitung semua tegangan dan arus yang ada di dalam rangkaian untuk memastikan kebenaran hasil anda di atas.
Diagram rangkaian listrik
Terdapat dua hal yang harus diingat mengenai diagram-diagram rangkaian listrik:
- Simbol sel atau baterai : simbol ini seringkali tidak di gunakan. Melainkan, diagram-diagram pada umumnya hanya memperlihatkan sepasang terminal catu daya. Salah satu terminal, yang diberi label 0V, adalah terminal negatif catu daya. Sedangkan terminal lainnya diberi label yang sesuai dengan tegangan terminal positif catu daya. Catu daya ini dapat berupa sebuah el listrik atau baterai, namun biasanya anda akan menggunakan sebuah PSU meja unuk mendapatkan sumber listrik di dalam lab-lab.
Tips perancangan
Kita harus menghindarkan terjadinya jatuh tegangan yang terlalu besar, yang disebabkan karena resistor beban menerima terlalu banyak arus dari rangkaian pembagi tegangan. Aturan dasarnya adalah bahwa, arus yang mengalir di dalam rangkaian pembagi tegangan dari terminal positif catu ke terminal 0 V setidaknya harus 10 kali lebih besar dari arus yang melewati beban. Dengan demikian, sebuah jatuh tegangan masih tetap muncul, namun nilainya tidak akan signifikan.
Rangkaian pembagi tegangan variabel
Apabila kita membutuhkan nilai-nilai tegangan output yang bervariasi, maka kita menggunakan sebuah rangkaian pmbagi tegangan yang dibentuk dengan basis sebuah resistor variabel.
Nilai-nilai R1 dan R2 akan menentukan Batas atas dan batas bawah dari tegangan VOUT
Tanpa R1 dan R2,rangkaian pembagi tegangan akan menghasilkan output dalam kisaran
0 V hingga VIN
Soal-soal tentang aturan arus dan aturan tegangan
Soal-soal tentang rangkaian pembagi tegangan
Perhatikanlah gambar dibawah ini :
4. Berapakah tegangan input yang diperlukan pada rangkaian diatas, untuk menghasilkan tegangan output sebesar 5 V ?
8. Rancanglah sebuah rangkaian pembagi tegangan yang akan menghasilkan tegangan output sebesar 4,5V, apabila diberikan input 9 V
9 .Rancanglah sebuah rangkaian pembagi tegangan yang akan menghasilkan tegangan output sebesar 4,8 V, apabila diberikan input 12 V
2. Kapasitor
sebuah kapasitor terdiri dari dua buah pelat penghantar logam dengan sebuah lapisan isolator (penyekat) di antara kedua pelat tersebut.
Lapisan isolator yang digunakan dapat berupa sebuah lempengan plastik tipis, namun dalam beberapa jenis kapasitor lapisan ini adalah udara.
2a.Kapasitansi
Kemampuan sebuah kapasitor untuk menyimpan muatan listrik disebut sebagai kapasitansi kapasitor, dengan simbol C.
Satuan untuk kapasitansi adalah farad, yang simbolnya adalh F. Satu farad didefinisikan sebagai jumlah muatn listrik yang dapat disimpan (dalam satuan coulomb) per satu volt tegangan :
Contoh
Muatan yang tersimpan pada sebuah kapasitor adalah 6 coulomb. Tegangan antara kedua pelatnya adalah 2 V. berapakah kapasitansinya ?
Kapasitansi = 6/2 = 3 F
Kapasitor-kapasitor, dengan rating dalam satuan farad, banyak digunakan sebagai sumber listrik cadangan yang mendukung pasokan listrik ke memorimemori komputer. Akan tetapi, kebanyakan rangkaian elektronika membutuhkan nilai-nilia kapasitansi yang jauh lebih kecil daripada satu farad. Satuan-satuan kapasitansi yang paling sering dijumpai pada kapasitor adalah :
- Mikrofarad, satu sepersejuta dari satu farad, simbol yang digunakan adalah μF.
- Nanofarad, satu seperseribu dari satu mikrofarad, simbol yang digunakan adalah nF.
- Pikofarad, satu seperseribu dari satu nanofarad, simbol yang sigunakan adalah pF
2.b Jenis-jenis kapasitor
Terdapat banyak jenis kapasitor, namun hanya yang paling umum dijumpai akan diuraikan di sini : Poliester: bahan isolator yang digunakan adalah poliester (polyester) yang mampu memberikan nilai kapasitansi yang relatif tinggi. Kedua pelat kapasitor terbuat dari bahan kertas logam (metal foil), atau dapat juga berupa lapisan bahan film yang disuntikkan ke dalam bahan isolator. Tumpukan kedua pelat dengan bahan isolator di antaranya (yang berbentuk seperti roti sandwich sehingga disebut demikian) dibentuk menjadi sebuah gulungan untuk meminimalkan ukurannya dan dilapisi engan bahan isolasi plastik.
Kapasitor-kapasitor poliester (dua kapasitor yang berada di sebelah kanan dalam foto di atas) adalah kapasitor-kapasitor serba-guna dan sangat umum digunakan.
Penggunaan poliestiren sebagai bahan isolator menghasilkan kapasitansi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan poliester. Akan tetapi, bahan ini dapat menghasilkan nilai toleransi yang lebih rendah, sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam aplikasi-aplikasi rangkaian penala (tuning) dan rangkaian tapis (filter).
Variabel: kapasitor-kapasitor jenis ini memiliki dua kumpulan (atau set) pelat, di mana pelat-pelat tersebut ditempatkan secara berselingan dan tersambung secara elektris. Salah satu set berada pada posisi tetap. Pelat-pelat pada set lainnya dapat digeser-geser ehingga kita dapat mengubah jarak antara pelat-pelat kapasitor. Perubahan jarak ini akan mengakibatkan berubahnya nilai kapasitansi.
Kapasitor-kapasitor dengan ukuran yang lebih besar, yang banyak digunakan untuk aplikasi penalaan pada pesawat-pesawat penerima radio, memanfaatkan udara sebagai lapisan isolatornya. Lapisan film plastik digunakan sebagai isolator pada kapasitor-kapasitor trimmer berukuran kecil (sebelah kanan dalam foto di atas). Beberapa kapasitor trimmer memiliki sebuah sekrup yag dpat diputar-putar untuk mengencangkan atau merenggangkan jepitan antara pelat-pelat dan lapisan filmnya, sehingga menyebabkan berubahnya kapasitansi.
Kapasitor-kapasitor elektrolis
Kapasitor-kapasitor ini digunakan untuk menyimpa muatan listrik dalam jumlah besar. Kapasitansi dari jenis ini pada umumnya adalah 1 mF atau lebih dan dapat mencapai hingga 10.000 mF.
Dua jenis kapaitor elektrolisis yang paling sering digunakan adalah jenis elektrolisis aluminium (foto diatas) dan kapasitor butir tantalum (foto bawah).
Kapasitor-kapasitor elektrolisis dapat menyimpan muatan listrik dalam jumlah besar selm berjam-jam. Ketika membuat dan menguji sebuah rangkaian listrik, ada resiko bahwa anda akan menderika sengatan listrik apabila anda menyentuh kawat-kawat terminal kapasitor sebelum komponen ini benar-benar telah mengosongkan muatannya. Ketika menyimpan sebuah kapasitor elektrolisis berukuran besar, pilinlah kedua kaki terminalnya menjadi satu sehingga kapasitor tidak dapat mengisi kembali muatannya.
Kapasitor jenis ini memiliki terminal positif dan terminal negative, kedua terminal ini harus disambungkan dengan polaritas yang benar. Apabila kapasitor elektrolisis ini disambungkan dengan polaritas yang keliru, akan terbentuk gas di dalamnya dan hal ini dapat mengakibatkan kapasitor meledak.
Kapasitor-kapasitor dari tipe butir tantalum dibuat dengan nilai-nilai kapasitansi yang lebih rendah dibandingkan dengan tipe elektrolisis aluminium. Akan tetapi, jenis ini pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang melibatkan keterbtasan ruang.
2c. Pengisian dan pengosongan kondensator
Pengisian Kapasitor
Jika kondensator diletakkan pada sumber tegangan, maka pengisian berlangsung dengan waktu yang sangat singkat.. Folio yang terletak pada kutub positif (+) maka lempengan tersebut akan bernuatan positif.
Folio yang terletak pada kutub negatif (-) dari sumber tegangan maka lempengan tersebut akan bermuatan negatif.
Penyimpanan Muatan Kapasitor
Tegangan dan muatan tetap tersimpan, jika aliran arus diputuskan . atau ketika kapasitor tersebut dilepaskan dari sumber daya, kapasitor tetap mempertahankan muatannya, karena lapisan isolator yang ada pada kapasitor, arus tidak dapat mengalir melewati isolator tersebut.
Kapasitor akan tetap bermuatan hingga waktu tertentu Proses ini dinamakan proses penyimpanan muatan listrik pada kapasitor.
Pengosongan
Apabila pada kondensator yang terisi muatan listrik tersebut , kedua folio di hubungkan,maka terjadi aliran arus penyeimbang, sampai muatan pada folio- folio menjadi kosong dan terjadi keseimbangan
Kemampuan sebuah kapasitor untuk menyimpan muatan listrik adalah salah satu karakteristik terpenting
Pengisian dan pelepasan muatan kapasitor
Laju aliran muatan ke dan dari kapasitor tergantung pada tegangan antara kedua pelat kapasitor.
Dalam percobaan di atas, muatan mengalir terlalu cepat bagi kita sehingga kita tidak dapat mengetahui secara persis apa yang terjadi. Perubahan tegangan juga dapat dilihat secara lebih jelas dengan menyambungkan sebuah osiloskop pada titik di mana voltmeter berada. Tampilan yang diperlihatkan oleh osiloskop akan berbentuk kurang lebih seperti berikut ini:
Ketika sklar diatur pada posisi A, tegangan pada kaki resistor yng tersambung ke catu daya adalah 6 V, sedangkan tegangan kaki yang tersambung ke catu daya adalah 6V, sedangkan tegangan kaki yang tersambung ke kapasitor adalah 0V. Menurut Hukum Ohm, arus yang melewati resistor adalah 6/10.000 = 600 µA Pengisian muatan akan dimulai dan tegangan pada kapasitor (lihat grafik) akan naik secara tajam. Tegangan R1 pada sisi catu daya tetap 6V, namun tegangan pada sisi kapasitor mengalami kenaikan. Beda tegangan antara kedua ujung resistor R1, dengan demikian, akan berkurang. Hukum Ohm tetap berlaku, sehingga arus yang melewati R1 juga berkurang. Ini berarti bahwa laju pengisian muatan C1 semakin menurun dan kenaikan tegangan pada kapasitor akan melambat.
Tegangan naik semakin lambat hingga mencapai titik 6V. TIDAK ADA perbedaan tegangan antara kedua kaki R1 dan, oleh karenanya, TIDAK ADA arus listrik yang engalir melewati resistor ini. Grafik berubah menjadi datar. Kapasitor telah terisi penuh.
Sebuah kurva yang berbnetuk seperti grafik di atas disebut sebagai kurva eksponensial.
Hal sebaliknya akan terjadi etika kapasitor melepaskan muatan listrikny. Pertama-tama, terdapat beda tegangan sebesar 6V antara ujung-ujung resistor R1, sehingga arus sebesar 600 mengalir meninggalkan
kapasitor, melewati R1, menuju ke terminal 0V. Tegangan akan menjadi semakin kecil seiring dengan pelepasan muatan kapasitor. Tegangan akan jatuh dengan semakin lambat. Ketika tegangan mencapai nol, kapasitor telah melepaskan seluruh muatannya
Kapasitor-kapasitor dalam hubungan parallel
Menyambungkan dua buah kapasitor atau lebih secara parallel dapat disamakan dengan menjumlahkan luas pelat dari masing-masing kapasitor tersebut. Dengan alasan ini, kapasitansi efektif sebuah rangkaian kapasitor parallel adalah sama dengan jumlah kapasitansi dari semua kapasitor di dalam rangkaian.
Contoh
Pada diagram di atas, kapasitansi efektif rangkaian adalah :
Kapasitansi efektif sebuah rangkaian kapasitor parallel selalu lebih besar dari nilai kapasitansi terbesar yang ada di dalam rangkaian.
c. Rangkuman
- Resistor digunakan dalam rangkaian elektronika untuk menghambat arus listrik. Disamping sebagai penghambat arus listrik resistor juga sangat penting ketika kita membuat perencanaan suatu rangkaian elektronika, sebagai rangkaian seri, paralel dan rangkaian seri-paralel
- Resistor mempunya nilai-nilai preferensi sesuai dengan E24. Nilai resistor ditentukan melalui gelang-gelang kode warna. Nilai resistor juga dapat ditentukan melalui pengukuran dengan alat ukur Ohm meter. Didalam merangkai suatu rangkaian elektronika, perlu dipertimbangkan beban thermis resistor tersebut.
- Resistor dapat dibagi menjadi resistor tetap dan resistor variabel.
- Resistor variabel misalnya potensiometer,trimpot, thermistor, LDR, dll.
- Resistor memiliki rating daya tertentu misalnya ¼ watt, ½ watt, 1 watt, 2 watt, 5 watt dst.
- Resitor banyak dipakai dalam rangkaian sebagai rangkaian pembagi tegangan.
- Kapasitor adalah salah satu komponen elektronik yang terdiri dari dua plat penghantar yang dibatasi oleh suatu lapisan isolator.
- Kapasitor dapat menyimpan muatan listrik untuk suatu waktu tertentu.
- Kapasitor dipakai dalam rangkaian elektronika antara lain sebagai komponen kopel, filter, rangkaian penunda waktu dsb.
Belum ada Komentar untuk "Kegiatan Belajar 2: Spesifikasi dan fungsi komponen elektronik"
Posting Komentar