NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH RASIO JUMLAH OLI 2T TERHADAP EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR SATU SILINDER 2-TAK VESPA 1993
Februari 17, 2018
Tambah Komentar
PENGARUH RASIO JUMLAH OLI 2T TERHADAP
EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR
SATU SILINDER 2-TAK VESPA 1993
Naskah Publikasi
Program
Studi Teknik Mesin
Diajukan
oleh :
SURAHMAN
201019003
KONSENTRASI PROGRAM OTOMOTIF
Kepada
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS SURAKARTA
2017
PENGARUH RASIO JUMLAH OLI 2T TERHADAP
EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR
SATU SILINDER 2-TAK VESPA 1993
Naskah Publikasi
Diajukan oleh :
SURAHMAN
201019003
KONSENTRASI PROGRAM OTOMOTIF
Telah
disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Eko Surjadi, S.T., M.Eng
NIPY. 19711226 0610241 119
PENGARUH RASIO JUMLAH OLI 2T TERHADAP
EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR
SATU SILINDER 2-TAK VESPA 1993
Surahman
Program
Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Surakarta
Rahmansoft91@gmail.com
INTI SARI
Tujuan
penelitian ini adalah mendapatkan tingkat pengaruh penggunaan bahan bakar
(premium, pertalite dan pertamax) dengan rasio jumlah pencampur oli 2T terhadap
emisi gas buang
motor bakar vespa dan membandingkannya. Metode penelitian,
pra
uji menggunakan bahan bakar premium, pertalite dan pertamax. Menyiapkan
campuran oli 2T dengan 3 variasi rasio, 2 %, 10% dan 15% dari jumlah 1 liter
bahan bakar. Engine
running dengan kelengkapan standar pada putaran 1000 rpm - 1500 rpm. Melakukan pengujian dan pengamatan tiga kali tiap putaran, selanjutnya mencatat
putaran, mencatat CO dan HC. Hasil
pengujian jumlah rasio oli 2T terhadap emisi gas buang didapatkan hasil optimum
pada campuran 2% oli dengan bahan bakar jenis pertamax menghasilkan produksi CO dan HC rendah sehingga dapat mengurangi dampak
pencemaran/polusi udara lebih kecil.
Kata
kunci: Premium, Pertalite, Pertamax, CO, HC
1.
PENDAHULUAN
Semakin pesatnya perkembangan dunia otomotif dewasa ini, maka kita
sebagai bangsa Indonesia dituntut untuk lebih produktif, baik dalam segi
kualitas maupun kuantitas. Perkembangan dunia otomotif secara kualitas dapat
dilihat dari semakin canggihnya mesin-mesin otomotif khususnya mesin-mesin
kendaraan bermotor. Sedangkan secara kuantitas dapat dilihat dari munculnya
berbagai tipe dan jenis kendaraan baru yang kini mulai merambah pasar
Indonesia, selain itu hal ini dapat kita perhatikan dari semakin padatnya
kendaraan bermotor di jalan raya. Dampak positif dari semakin canggih dan
banyaknya kendaraan bermotor adalah lancarnya arus transportasi dan
mempersingkat waktu tempuh perjalanan. Dampak negatifnya adalah masalah
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh gas buang dari kendaraan bermotor.
Motor bakar merupakan salah satu elemen
penggerak utama. Motor bakar untuk mesin kendaraan, mulai dari kendaraan kecil
sampai yang besar. Karena itu tenaga yang dibutuhkan sangat bervariasi. Tenaga
yang dihasilkan motor bakar berasal dari sistem pembakaran. Sistem pembakaran
ada yang menggunakan ignition dan ada
yang menggunakan sistem kompresi tinggi contoh mesin diesel. Pembakaran
dengan sistem ignition terdapat dua sistem
siklus yang banyak kita kenal yaitu dengan sistem 2 tak dan 4 tak.
Semua sistem yang ada bertujuan untuk menghasilkan tenaga yang maksimal.
Pada mesin dengan sistem siklus 2 tak menggunakan oli 2T untuk
proses pembakarannya, selain digunakan untuk membantu proses pembakaran, oli 2T
juga digunakan untuk membantu proses pelumasan dan pendinginan. Penggunaan
oli 2T hanya pada mesin dengan sistem
siklus 2 tak, bagaimana, mengapa dan apa yang terjadi, jika biopremium dicampur
dengan oli samping yang digunakan pada mesin Vespa 93.
Penelitian ini perlu dilakukan dalam kerangka untuk mengetahui
pengaruh kombinasi percampuran bahan bakar biopremium dan oli samping terhadap
emisi gas buang pada mesin sepeda motor 2 tak jenis Vespa 93. Demikian akan diketahui
kinerja yang terjadi pada proses tersebut. Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar
di dalam mesin
pembakaran dalam, mesin
pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Sebagian
dari gas buang yang dikeluarkan beracun, dan sebagian besar berupa gas rumah
kaca yang pada gilirannya mengakibatkan pemanasan global. Berbagai strategi
dilakukan seperti pengetatan standar emisi gas buang melalui teknologi, peningkatan kualitas bahan bakar, pengembangan bahan bakar nabati
dan pengembangan bahan bakar alternatif (wikipedia.org, 2012).
Penggunaan bahan bakar dengan oktan lebih tinggi merupakan salah satu alternatif mengurangi emisi gas buang. Berapa besar pengaruh terhadap emisi gas buang dan variasi
perbandingan, menjadi alasan perlunya penelitian tentang emisi gas buang motor bakar 2T dengan rasio oli
2T dan bahan bakar premium, pertalite dan pertamax.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan tingkat
pengaruh penggunaan bahan bakar (premium, pertalite dan pertamax) dengan rasio
jumlah pencampur oli 2T terhadap emisi
gas buang motor bakar vespa dan membandingkannya.
1.
KERANGKA TEORITIS
Mempertimbangkan efisiensi bahan
bakar maka pemakaian bahan bakar 100% biopremium lebih efisien atau lebih
hemat. Bahan bakar 100% biopremium tanpa campuran oli 2T, akan menyebab suhu
mesin tinggi. Bahan bakar tersebut tidak mempunyai sifat sealing, lubricating
dan cooling, sehingga usia pada komponen akan lebih pendek atau cepat rusak
(premature failure) (Suriansyah, 2010).
Semakin banyak konsentrasi bioetanol yang
digunakan akan menghasilkan emisi HC yang semakin tinggi sedangkan emisi CO,
dan CO2 menurun. Pada kondisi idle emisi HC
cenderung menurun sedangkan emisi
CO, dan CO2 meningkat. (Ruri Octaviani, Moh. Irsyad, dan Iman Kartolaksono
Reksowardojo, 2010)
Menurut Saifudin (2013) dari
pengujian didapat bahwa daya dan torsi adalah sebuah cerminan dari kemampuan
mesin. Kesimpulan yang dapat dipetik bahwa suatu minyak pelumas dengan angka
kinematic viscosity (tahanan laju permukaan) yang kecil dan viscosity index
yang besar akan menghasilkan daya dan torsi yang besar (performance mesin yang
bagus). Kadar HC (Hidro Karbon) pada gas buang tidak akan terpengaruh oleh
penggunaan jenis minyak pelumas yang berbeda. Sebaliknya CO (Karbon Monoksida),
CO yang dihasilkan dari suatu pembakaran sangat terpengaruh dengan penggunaan
minyak pelumas yang berbeda. Kadar CO dalam gas buang akan berbanding lurus
dengan daya dan torsi yang dihasilkan mesin.
1.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, karena jenis
motor maupun jenis karburatornya sudah tertentu juga karakteristik motor, maka teknik sampling yang digunakan adalah
teknik purposif random sample, yaitu dengan contoh :
1. Motor bensin yang digunakan Vespa 1993
2.
Karburator
yang digunakan yaitu tipe menurun
3.
Komposisi
campuran bahan bakar dan udara saat idle tetap
Peralatan penelitian
1. Spesifikasi motor
Merek : Vespa 1993
Volume silinder : 150 cc
Bahan bakar : Bensin + oli 2T
Karburator : Menurun, one barrel
2. Gelas ukur
Digunakan untuk
mencampur bahan bakar dan oli 2T
3. Gas Analyzer unit
Tahap persiapan
a.
Pra uji menggunakan bahan bakar
premium, pertalite dan pertamax.
a.
Menyiapkan campuran oli 2T
dengan 3 variasi rasio, 2 %, 10% dan 15% dari jumlah 1 liter bahan bakar.
Tahap pelaksanaan
a.
Engine running dengan kelengkapan standar,
b.
Mengatur
putaran sesuai putaran yang dinginkan, karena
pengamatan ini dilakukan dalam kondisi stasioner, maka putaran motor pada batas
yang diijinkan alat uji emisi yaitu 1000
rpm - 1500 rpm
c.
Melakukan
pengujian dan pengamatan tiga kali tiap putaran,
Tahap pencatatan
Mencatat putaran, Mencatat CO dan HC
Diagram Alir Pengujian
Gambar 3.2. Diagram alir pengujian
4.
PEMBAHASAN
Pengolahan
Data
Hasil pengujian
emisi gas buang untuk CO dan HC dengan menggunakan berbagai rasio oli 2T
dengan premium, pertalite dan pertamax sebagai bahan bakarnya.
Analisa
Pada grafik
perbandingan CO (%)
(gambar ditas) jika dilihat antara ketiga jenis bahan bakar menunjukkan semakin besar nilai oktan (RON) maka semakin tinggi kandungan CO dalam gas buang pada semua jumlah oli 2T sebagai pencampurnya.
Jika dilihat jumlah campuran oli 2T maka semakin banyak jumlah oli 2T semakin
rendah kadar CO pada bahan bakar premium, sedangkan pada pertalite dan pertamax
adalah kebalikannya.
Pada
grafik perbandingan HC (ppm) (gambar 4.2.) jika dilihat antara ketiga
jenis bahan bakar menunjukkan bahwa kadar HC dalam gas buang tertinggi pada bahan bakar pertalite sedangkan premium dan yang terendah pertamax pada semua jumlah oli 2T sebagai
pencampurnya. Jika dilihat jumlah campuran oli 2T maka semakin banyak jumlah
oli 2T semakin rendah kadar CO pada bahan bakar premium dan pertamax, sedangkan
pada pertalite adalah kebalikannya.
Jika dikaitkan dengan tabel ambang batas emisi
gas buang sesuai dengan peraturan menteri Negara lingkungan hidup nomor 05
tahun 2006 pada tabel 2.1 pada bab satu. Ambang batas emisi gas
buang CO untuk kendaraan bermotor kategori L sepeda motor 2 langkah tahun pembuatan < 2010 sebesar 4,5%
sementara HC sebesar 12000 ppm. Menurut
Sasongko (2014) dalam Arief Wicaksono (2016), kadar CO yang besar diakibatkan oleh
perbandingan campuran antara bahan bakar dan udara tidak sesuai. Kandungan
bahan bakar terlalu banyak akibat dari terbuangnya sebagian gas baru pada proses pembilasan dan
pembuangan gas sisa. Kompresi yang tinggi serta pengapian yang baik sehingga
pembakaran dapat lebih sempurna. Sementara penggunaan oli 2T sebagai pelumas yang tercampur dalam bahan bakar
mengakibatkan kenaikan jumlah kadar CO dalam gas buang.
Kadar emisi gas buang HC tinggi karena terjadi
proses pembakaran yang tidak sempurna. Spesifikasi motor uji dirancang untuk
bahan bakar dengan oktan tinggi yaitu pada tekanan
kompresi yang mencapai 12 kgf/cm2 (data pengujian). Menyebabkan temperatur campuran bahan bakar dan udara
semakin tinggi ketika dikompresi. Perambatan nyala bahan bakar dengan oktan
lebih tinggi lebih cepat. Bahan bakar dapat terbakar secara sempurna dan
mengakibatkan kadar emisi gas buang HC rendah.
Penggunaan pertalite dan pertamax, dibandingkan dengan penggunaan oktan yang lebih rendah premium.
Jumlah oli 2T yang dicampurkan semakin banyak menyebabkan kadar HC makin rendah. Pelumasan yang baik pada dinding silinder mengakibatkan temperatur engine membuat proses pembakaran semakin sempurna. Tetapi pada
rasio jumlah oli 2T lebih dari 40% akan menyebabkan
tidak adanya pembakaran.
5.
KESIMPULAN
1. Semakin tinggi nilai oktan bahan bakar mengakibatkan semakin
tinggi pula kadar CO pada gas buang motor bakar 2 tak dan pada kadar HC semakin rendah.
2. Penggunaan bahan bakar jenis pertamax
dengan jumlah oli 2T sebanyak 2 % menghasilkan produksi CO dan HC rendah
sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran/polusi udara
lebih kecil.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Afat.
(2012). Pengertian Standar Emisi EURO. Indonesia. Diakses 7 Juni 2017.
http://afatbenz.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-standar-emisi-euro.html
Arief Wicaksono. (2016). Uji Emisi Bahan Bakar HHO
Motor Stasioner 4-Tak Satu Silinder untu bector Roda Empat. Tugas Akhir Program
Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi industri. Surakarta: Universitas
Surakarta.
Rahmad Azly (September 2016).
Perbedaan Premium,
Pertalite dan
Pertamax. Diakses 5
Juni 2017. https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.co.id/2016/09/perbedaan-premi um-pertalite-pertamax.html
Ruri Octaviani, Moh. Irsyad, dan Iman Kartolaksono Reksowardojo. (2010). Pengaruh Penambahan Bioetanol Terhadap Konsentrasi
Emisi Gas HC, CO, Dan CO2 Pada Motor 2 Langkah. Jurnal Teknik Lingkungan Volume
16 Nomor 2, Oktober 2010 (hal. 173-184). Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan Institut Teknologi Bandung
Saifudin.(2013). Pengaruh Varia Si Jenis Oli Samping (Oil Mixture)
Terhadap Prestasi Mesin Dan Emisi Gas Buang Pada Kendaraan Bermotor 2 Tak. Seminar Nasional ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan
Informasi. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Suriansyah. (2010).
Pengaruh Kombinasi Bahan Bakar Biopremium Dan Oli Samping Terhadap Emisi
Gas Buang Pada Sepeda Motor 2 Tak Jenis Vespa 81. Jurnal Teknik Mesin PROTON, Vol. 2 No. 2/Hal.
28 – 34. Malang: Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang
______. Cara Kerja Oli Samping Pada Motor 2 Tak. 2 Juni 2017. http://www.otosena .com/sistem-pelumasan-pada-sepeda-motor-2-tak/
______. Emisi gas buang. 7 Juni 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Emisi_gas_buang.
______. Pengertian Premium, Pertamax dan Solarbex.
7 Juni 2014. formulahematbensin. blogspot.com /2013/06
______. Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup nomor 05 tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor lama
______. Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 23/2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 10/2012 tentang Baku Emisi Gas Buang
Kendaraan bermotor Tipe Baru Kategori L3
Belum ada Komentar untuk "NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH RASIO JUMLAH OLI 2T TERHADAP EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR SATU SILINDER 2-TAK VESPA 1993"
Posting Komentar